Nilai Ekspor Riau Turun 3,86 Persen

Nilai Ekspor Riau Turun 3,86 Persen

16 Agustus 2023
Ilustrasi/net

Ilustrasi/net

RIAU1.COM - Pada bulan Juli 2023, nilai ekspor Riau berdasarkan harga Free On Board (FOB) tercatat sebesar US$ 1,64 miliar atau mengalami penurunan yaitu sebesar 3,86 persen dibanding ekspor bulan Juni 2023.

"Penurunan ini disebabkan oleh turunnya ekspor migas sebesar 49,94 persen dari US$ 159,60 juta pada bulan juni menjadi US$ 79,89 juta pada bulan juli," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Asep Riyadi di Pekanbaru, Selasa (15/8).

Sementara itu, ekspor nonmigas mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen dari US$ 1,54 miliar pada bulan Juni 2023 naik menjadi US$ 1,56 miliar pada bulan Juli 2023.

Selama Januari-Juli 2023, nilai ekspor Riau mengalami penurunan sebesar 14,47 persen dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang disebabkan oleh turunnya ekspor nonmigas sebesar 14,15 persen dan ekspor migas sebesar 18,02 persen. 

"Penurunan ekspor migas disebabkan oleh turunnya ekspor industri pengolahan hasil minyak sebesar 34,25 persen," jelasnya.

Berdasarkan penjelasan Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, Juli 2023, 4 dari 10 golongan barang ekspor nonmigas mengalami penurunan.

Penurunan terbesar terjadi pada kelompok Kertas dan Karton sebesar US$ 17,96 juta diikuti dengan Bubur Kayu (Pulp) sebesar US$ 13,44 juta, Serat Stapel Buatan sebesar US$ 6,58 juta, dan Bahan-bahan Nabati sebesar US$ 4,55 juta

Sedangkan golongan yang mengalami kenaikan terbesar terjadi Ampas dan Sisa Makanan Industri sebesar US$ 16,28 juta.

Kemudian, diikuti berturut-turut oleh Berbagai Produk Kimia sebesar US$ 13,43 juta, Bahan Kimia Organik sebesar US$ 13,22 juta, Lemak & Minyak Hewan/Nabati sebesar US$ 9,37 juta, Tembakau sebesar US$ 1,66 juta dan Berbagai Olahan Makanan sebesar US$ 1,51 juta .

Selama Januari-Juli 2023, ekspor 10 golongan barang utama nonmigas (HS 2 dijit) memberikan kontribusi sebesar 99,08 persen terhadap total ekspor nonmigas.

"Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang utama nonmigas tersebut mengalami penurunan sebesar 14,36 persen terhadap periode yang sama tahun 2022," pungkasnya.*