Stuban ke Tanjung Pinang, Berikut Yang Dibahas Pansus RPJMD DPRD Bengkalis

21 Juli 2025
Stuban ke Tanjung Pinang, Berikut Yang Dibahas Pansus RPJMD DPRD Bengkalis

Stuban ke Tanjung Pinang, Berikut Yang Dibahas Pansus RPJMD DPRD Bengkalis

RIAU1.COM -Dalam rangka mencari inspirasi mengenai arah dan strategi perencanaan pembangunan Kabupaten Bengkalis, Pansus RPJMD bersilaturahmi ke Kantor Bappelitbang Kota Tanjung Pinang, Kamis 17 Juli 2025 kemarin.

Kedatangan Panitia Khusus (Pansus) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tersebut bertujuan untuk melakukan konsultasi terkait perencanaan pembangunan di Kabupaten Bengkalis.

Rombongan dipimpin langsung oleh Wakil Ketua III DPRD Kabupaten Bengkalis, H. Misno, bersama Ketua Pansus RPJMD Muhammad Isa, Wakil Ketua Pansus Irmi Syakip Arsalan, serta para anggota Pansus lainnya. Mereka disambut oleh Kepala Bappelitbang Kota Tanjung Pinang, Drs. Riono, M.Si, beserta jajaran.

Turut mendampingi rombongan dari Pemkab Bengkalis, antara lain Kepala Bappeda Bengkalis Rinto, Kepala Bagian Keuangan DPRD Dedi Suhendri, Kepala Bidang Perencanaan, Evaluasi, Penelitian dan Pengembangan Daerah (PPEPD) Andrius, serta Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan (IKW) Rahma Wati Putri.

Ketua Pansus RPJMD, Muhammad Isa, menyampaikan bahwa kunjungan ini dilakukan untuk menggali pengalaman dan inspirasi dari Kota Tanjung Pinang yang memiliki kesamaan karakter geografis dan budaya dengan Bengkalis.

“Kami hadir di Kota Tanjung Pinang untuk melihat semangat yang sama, dari segi posisi strategis sebagai beranda terdepan Indonesia. Pulau Bengkalis berada di depan Johor dan Malaka, sementara Kota Tanjung Pinang berdekatan dengan Singapura dan Johor. Ada banyak persamaan yang bisa menjadi bahan bagi kami dalam menyusun RPJMD,” ujarnya.

Muhammad Isa juga menegaskan pentingnya mengangkat kearifan lokal, budaya Melayu, pengembangan ekonomi kreatif, dan ketahanan pangan daerah. Menurutnya, ketergantungan pada satu sektor ekonomi berisiko terhadap stabilitas daerah.

Bengkalis sedang diarahkan pada desain pembangunan berbasis potensi lokal, memperhatikan sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, kerajinan, serta industri kreatif. Kami ingin belajar bagaimana Kota Tanjung Pinang membangun budaya sebagai penopang kemajuan ekonomi,” tambahnya.

Lanjut, Muhammad Isa mengungkapkan bahwa di Bengkalis telah dirancang pengembangan empat klaster wilayah dengan fokus pada penguatan budaya Melayu. “Kami memulai gerakan penetapan tema-tema pada desa, seperti kampung zapin, kampung tenun, kampung kompang, kampung gasing, kampung tradisi, hingga kampung silat. Harapannya, warisan budaya ini dapat dikenal dunia dan tidak punah,” jelasnya.

Ia juga menekankan tiga aspek penting yang menjadi perhatian Pansus, yakni letak strategis Bengkalis sebagai beranda terdepan, kekuatan budaya Melayu, serta potensi perikanan dan kelautan dalam mendorong ekonomi daerah.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bappelitbang Kota Tanjung Pinang, Drs. Riono, M.Si, menyampaikan bahwa budaya Melayu dan potensi perikanan merupakan aset besar yang mampu menggerakkan perekonomian. “Budaya Melayu dapat menjadi daya tarik wisata dan produk budaya bernilai ekonomi, sementara perikanan dan kelautan, khususnya di kawasan Selat Malaka, memiliki peluang besar untuk pengembangan sektor perikanan tangkap, budidaya, serta pengolahan hasil laut,” ungkapnya.

Riono juga menambahkan bahwa konsep kampung budaya seperti yang ada di Bengkalis merupakan keunggulan tersendiri. “Jika di Bengkalis ada kampung zapin atau kampung budaya lainnya, itu akan menjadi identitas unik. Di Tanjung Pinang, wilayah kami lebih banyak pulau dan lautan, sehingga potensi pengembangannya berbeda,” pungkasnya.