Penjualan Mobil Melambat, BI Keluarkan Kebijakan Pelonggaran Uang Muka Kredit

Penjualan Mobil Melambat, BI Keluarkan Kebijakan Pelonggaran Uang Muka Kredit

20 September 2019
Ilustrasi mobil baru. Foto: Detik.com.

Ilustrasi mobil baru. Foto: Detik.com.

RIAU1.COM -Bank Indonesia (BI) mengeluarkan kebijakan pelonggaran uang muka kredit untuk kendaraan bermotor. Namun, kebijakan BI tersebut dinilai tidak serta merta membuat permintaan terhadap kredit kendaraan bisa meningkat.

"Kalau kredit kendaraan saya bilang lebih agak sulit karena kalau kredit tersebut tergantung dari penjualan mobil. Kalau penjualan mobil turun terus penjualannya, kami juga tidak bisa kasih," kata Direktur Utama PT Bank Permata Tbk Ridha Wirakusumah dikutip dari Tempo.co, Jumat (20/9/2019).

Bank Indonesia memutuskan untuk melonggarkan kebijakan Loan to Value atau uang muka untuk kredit kendaraan bermotor. Bank Indonesia menyatakan penurunan itu sebesar 5 persen dari rasio yang berlaku saat ini. Adapun kebijakan ini hanya bisa diberikan oleh bank yang memiliki net performing loan di bawah 5 persen.

Sementara itu, data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan adanya pelambatan dalam penjualan mobil. Sepanjang semester 1 2019 total penjualan mobil telah menurun sebesar 13 persen atau jumlahnya menjadi 481.557 ribu dari sebelumnya 553.773 ribu.

Penurunan penjualan tersebut juga ikut dirasakan PT Astra Internasional Tbk. atau ASII. Penjualan mobil milik Astra Grup tercatat mengkeret sebesar 6 persen sepanjang semester 1 2019 atau menjadi 253 ribu unit. Meski penjualan menurun, pangsa pasar milik Astra justru naik dari sebelumnya 48 persen menjadi 53 persen.

Loading...

Meski menurun, Presiden Direktur Astra Internasional Prijono Sugiarto mengatakan pasar mobil masih memiliki potensi yang besar.

"Karena itu, kami beranikan diri gelontoran belanja moda agar tetap sustainable. Apalagi, kami masih jadi lowest cost producer," kata Prijono di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Senin 26 Agustus 2019.

Prijono menjelaskan, potensi tersebut juga terlihat dengan keberanian produsen mobil asal Cina yang telah masuk ke pasar Indonesia. Produsen tersebut, berani membuat kapasitas  produk mobil sebesar 120 ribu, namun total penjualan baru sebesar 20 ribu.