Duduk Terlalu Lama Bikin Otak Menciut

9 Juli 2025
Ilustrasi/Net

Ilustrasi/Net

RIAU1.COM - Kita hidup di era serba nyaman, di mana hampir semua aktivitas bisa dilakukan sambil duduk.

Jika dihitung, sebagian besar dari kita mungkin menghabiskan lebih dari separuh waktu dalam posisi duduk. Bagi orang-orang yang bekerja di balik meja, duduk seharian jadi gaya hidup yang sulit dihindari.

Duduk terlalu lama telah lama dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, tekanan darah tinggi, kadar gula darah dan kolesterol yang tinggi. Kini, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa duduk terlalu lama juga bisa berdampak pada ukuran otak Anda.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Alzheimer's & Dementia: The Journal of the Alzheimer's Association dan dilakukan oleh tim peneliti dari Vanderbilt University Medical Center di Tennessee, Amerika Serikat. Mereka meneliti hubungan antara perilaku sedentari (minim aktivitas fisik) dengan risiko penyakit Alzheimer.

CNNIndonesia melansir dari The Healthy, dalam studi tersebut, para peneliti melibatkan 404 peserta yang berusia minimal 50 tahun. Sebagian besar peserta tidak menunjukkan gangguan kognitif saat awal penelitian, namun sepertiga di antaranya memiliki faktor genetik yang meningkatkan risiko terkena Alzheimer.

Hasilnya cukup mengejutkan. Meski 87 persen peserta melakukan aktivitas fisik intensitas sedang hingga berat selama minimal 150 menit per minggu, namun rata-rata mereka tetap duduk selama 13 jam per hari.

Aktivitas fisik yang dimaksud termasuk jalan cepat, bersepeda santai, atau mendorong mesin pemotong rumput untuk intensitas sedang. Sedangkan aktivitas berat mencakup joging, berenang cepat, atau bersepeda di jalur menanjak. Namun, lamanya waktu duduk tetap menjadi perhatian utama.

Melalui analisis pemindaian otak dan tes kognitif selama masa tindak lanjut tujuh tahun, para peneliti menemukan bahwa semakin lama seseorang duduk, semakin besar risiko terjadinya penipisan kortikal di area otak yang terkait dengan penyakit Alzheimer.

Penipisan kortikal atau cortical thinning merupakan tanda menyusutnya bagian otak yang berperan dalam fungsi memori dan kognitif.

Dalam studi ini, peserta dengan gen penyebab alzheimer menunjukkan penurunan volume materi abu-abu pada area frontal dan parietal otak. Hal ini diyakini menyebabkan gangguan dalam mengingat dan memproses informasi.

Hal yang mengejutkan, peningkatan jumlah olahraga tidak mampu sepenuhnya mengimbangi efek buruk dari duduk terlalu lama. Artinya, walaupun Anda rutin berolahraga setiap hari, risiko penyusutan otak tetap ada jika Anda terlalu banyak duduk dalam keseharian.

Penulis utama studi ini, Marissa Gogniat, menyatakan bahwa mengurangi risiko Alzheimer bukan hanya soal olahraga harian. "Mengurangi waktu duduk, meski Anda sudah rutin berolahraga, dapat menurunkan kemungkinan terkena Alzheimer," jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya pendekatan yang lebih personal dalam menjaga kesehatan otak. Para ahli medis sebaiknya tidak hanya menilai seberapa banyak pasien berolahraga, tetapi juga berapa lama mereka duduk setiap hari.*