Masuknya Pekerja Migran Indonesia dari Malaysia Ditengah Seruan Untuk Tetap Tinggal Dirumah Dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona

Masuknya Pekerja Migran Indonesia dari Malaysia Ditengah Seruan Untuk Tetap Tinggal Dirumah Dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona

23 April 2020
Masuknya Pekerja Migran Indonesia dari Malaysia Ditengah Seruan Untuk Tetap Tinggal Dirumah Dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona

Masuknya Pekerja Migran Indonesia dari Malaysia Ditengah Seruan Untuk Tetap Tinggal Dirumah Dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona

RIAU1.COM - Pemerintah mengatakan bahwa pada hari Selasa, lebih dari 64.000 pekerja migran Indonesia - diperkirakan 46.000 di antaranya bepergian melalui laut - telah kembali dari Malaysia di tengah penguncian yang sedang berlangsung di negara itu karena pandemi COVID.

Menurut Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), diperkirakan 90.000 orang Indonesia bekerja di Malaysia, yang sebagian besar bekerja di sektor informal.

Penguncian - secara resmi dikenal sebagai perintah kontrol gerakan (MCO) di Malaysia - telah efektif sejak 18 Maret, menyebabkan gangguan dalam mata pencaharian pekerja migran Indonesia.

Dengan Ramadan dan Idul Fitri yang semakin dekat, banyak pekerja migran memilih untuk kembali ke Indonesia ketika mereka mulai menghadapi rintangan dalam mempertahankan pendapatan mereka di tengah-tengah kuncian. Keputusan itu bertentangan dengan panggilan pemerintah Indonesia agar orang-orang menunda rencana perjalanan.

Pemerintah mengatakan bahwa mereka telah secara aktif memberikan bantuan logistik kepada warga Indonesia yang terkena dampak di Malaysia. Kementerian Luar Negeri mengatakan pada hari Rabu bahwa pengiriman seharusnya efektif dalam mencegah pekerja migran pulang.

"Hingga hari Selasa, lebih dari 172.000 paket makanan pokok telah dikirimkan kepada mereka yang membutuhkan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah dalam jumpa pers pada hari Rabu.

“Dengan paket-paket itu, kami berharap bahwa sesama warga Indonesia dapat memiliki kebutuhan dasar untuk dua minggu ke depan atau ketika Ramadhan dimulai,” tambahnya.

Pemerintah telah menegaskan kembali bahwa mereka tidak memiliki rencana pemulangan untuk para pekerja migran dan warga negara Indonesia lainnya di Malaysia, dengan mengatakan bahwa angka-angka tersebut hanya mewakili mereka yang telah kembali secara sukarela.

Sayangnya, tidak semua pekerja migran yang kembali menggunakan rute legal untuk kembali ke rumah.

Pihak berwenang di Sumatera Utara dan Kepulauan Riau baru-baru ini menangkap puluhan pekerja migran Indonesia yang kembali dari Malaysia, berusaha menyelinap melewati otoritas perbatasan melalui rute ilegal.

Angkatan Laut Indonesia melihat dan mengamankan sebuah kapal penangkap ikan yang membawa 22 pekerja migran Indonesia tanpa dokumen dari Malaysia di Tanjung Tumpul di Kabupaten Asahan, Sumatra Utara, pada hari Senin.

Pekan lalu, Badan Keamanan Maritim (Bakamla) menangkap 47 pekerja migran yang kembali dari Malaysia melalui rute ilegal di perairan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau, pada 15 April.

Faizasyah mengatakan pemerintah akan berkoordinasi dengan otoritas Malaysia untuk memantau situasi. "Pengawasan akan dilakukan di tempat-tempat yang terbukti rentan terhadap masuknya ilegal," tambahnya.

Meskipun gelombang besar pekerja migran di Indonesia, beberapa pelabuhan di Malaysia telah mencatat penurunan jumlah pekerja migran Indonesia yang keluar.

Di Pelabuhan Johor Baru, misalnya, data dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Johor Baru menunjukkan penurunan jumlah keberangkatan pekerja migran Indonesia dibandingkan dengan implementasi awal MCO.

Selama minggu-minggu awal penutupan, Johor Baru mencatat sekitar 2.500 hingga 3.000 keberangkatan orang Indonesia per hari. Namun, jumlahnya telah menurun hingga rata-rata 400 orang sejak awal bulan ini.

"Jumlahnya turun menjadi hanya 158 orang pada hari Selasa saja," kata Anang Fauzi Firdaus, kepala informasi, sosial dan budaya konsulat jenderal, pada hari Rabu.

 

 

 

R1/DEVI