Alasan Gubernur Ansar Molornya Proyek Jembatan Batam–Bintan

20 November 2025
Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad

Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad

RIAU1.COM - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, menjelaskan bahwa proyek pembangunan Jembatan Batam-Bintan kembali mengalami penundaan. 

Penyebab utama keterlambatan tersebut adalah belum rampungnya seluruh tahapan final desain, meskipun survei penyelidikan tanah telah diselesaikan. 
Dalam keterangan resminya, Ansar menyebut bahwa masih ada sejumlah kajian tambahan yang harus dilakukan, terutama di segmen penghubung Tanjung Sauh menuju Tanjung Uban. 

"Jembatan kita tinggal nunggu sebentar lagi. Ternyata itu baru untuk final desain yang dari Batam ke Tanjung Sauh. Yang dari Tanjung Sauh ke Tanjung Uban itu masih perlu ada empat titik lagi, dan itu biayanya cukup besar. Nanti kita beritahukan sama pemerintah," ujar Gubernur Ansar yang dimuat Batamnews.

Survei penyelidikan tanah yang dilaksanakan oleh PT Java Offshore sebelumnya telah menghabiskan dana APBN sebesar Rp68 miliar. 

Pengerjaan dimulai pada 27 Mei 2024 hingga 11 Desember 2024, mencakup 19 titik borehole—17 titik di jembatan 1 (Batam–Tanjung Sauh) dan 2 titik di jembatan 2 (Tanjung Sauh–Bintan). Survei tersebut mencakup topografi pesisir, bathymetry, pasang surut, arus dan gelombang, sub bottom profiling, serta geoteknik offshore. 

Berdasarkan hasil survei yang diserahkan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kepri, kawasan perairan Batam hingga Tanjung Uban dinyatakan layak untuk pembangunan jembatan.

Namun, kelanjutan proses desain tetap harus menyesuaikan temuan teknis tersebut. Untuk menindaklanjutinya, Pemerintah Provinsi Kepri telah mengalokasikan dana sebesar Rp500 juta. 

Anggaran ini digunakan untuk penyempurnaan desain Jembatan Batam-Bintan dengan mengadopsi hasil survei penyelidikan tanah, sekaligus memenuhi readiness criteria sebagai syarat sebelum pembangunan dapat dimulai. 

Secara teknis, jembatan 1 yang menghubungkan Batam–Tanjung Sauh akan memiliki panjang 2,2 kilometer, sementara jembatan 2 yang menghubungkan Tanjung Sauh–Bintan mencapai 5,3 kilometer. 

Total panjang bentangan jembatan diperkirakan mencapai 7,6 kilometer dengan nilai investasi sekitar Rp16–17 triliun. Pembangunan Jembatan Batam-Bintan akan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), menghubungkan Pulau Batam, Tanjung Sauh, Pulau Buau, hingga Pulau Bintan. 

Proyek ini ditargetkan menjadi salah satu penggerak transformasi ekonomi biru Kepri, sekaligus memperkuat konektivitas dan pemerataan pembangunan. Ansar mengaku bersyukur survei penyelidikan tanah telah selesai dan memastikan akan segera melaporkan hasilnya ke pemerintah pusat. 

Ia optimistis proyek ini akan menjadi game changer yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi Kepri. 

Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), Jembatan Batam–Bintan diharapkan dapat meningkatkan investasi, konektivitas wilayah, serta menjadi jalur suplai air bersih dan instalasi kabel listrik antara kedua pulau.*