Batam Tawarkan 31 Kawasan Industri ke UEA

4 Juli 2025
Pertemuan Wako Batam dengan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk RI

Pertemuan Wako Batam dengan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk RI

RIAU1.COM - Wali Kota Batam, sekaligus Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, memanfaatkan kunjungan kehormatan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Republik Indonesia dan ASEAN, Yang Mulia Abdulla Salem Al Dhaheri, untuk menawarkan berbagai peluang investasi strategis di Batam.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Wali Kota Batam, Rabu (2/7), Amsakar menyampaikan langsung sejumlah sektor unggulan yang siap dikembangkan bersama investor asing, khususnya dari UEA.

“Kami memiliki 31 kawasan industri aktif dan 135 industri perkapalan. Ini adalah aset nyata yang kami tawarkan untuk kerja sama strategis,” katanya yang dimuat Batampos.

Sebut dia, Batam tak hanya memiliki lokasi geografis yang sangat strategis di perbatasan dengan Singapura dan Malaysia, tetapi juga didukung kebijakan pusat yang mempermudah masuknya investor. Batam pun sangat siap dalam menyambut investasi asing, baik dari sisi regulasi maupun infrastruktur.

“Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam terus berkembang, dan kami pastikan regulasinya makin mendukung. Batam kini bukan hanya gerbang Indonesia ke ASEAN, tetapi juga menjadi simpul penting bagi ekonomi global,” ujar Amsakar.

Sambung dia, ratusan galangan kapal yang tersebar di berbagai kawasan industri Batam merupakan salah satu klaster industri terbesar di Asia Tenggara. Kata dia, sektor perkapalan di Batam dapat menjadi titik temu kepentingan investasi maritim UEA yang selama ini dikenal kuat di sektor logistik dan energi laut.

"Tak hanya industri berat, Batam juga menawarkan potensi besar di sektor pelabuhan, pariwisata, hingga migas. “Kami percaya, sinergi dengan UEA bisa menghasilkan kerja sama konkret. Batam punya fasilitas, UEA punya kekuatan modal dan jejaring internasional,” paparnya.

Pertemuan bilateral itu juga membahas peluang keterlibatan UEA dalam proyek PT Synergy Oil Nusantara (PT SON), perusahaan yang bergerak di sektor hilirisasi migas dan berada di bawah naungan grup IFFCO. Proyek ini cukup potensial sebagai pintu masuk keterlibatan UEA dalam sektor energi di Batam.

“UEA sangat berpengalaman dalam pengelolaan sumber daya energi. Kami yakin ada banyak irisan kerja sama yang bisa dikembangkan,” kata Amsakar.

Ia turut menyampaikan, regulasi nasional terbaru melalui PP Nomor 25 Tahun 2025 dan PP Nomor 28 Tahun 2025 memberi keleluasaan penuh bagi Batam dalam mempercepat proses perizinan.

“Seluruh perizinan kini bisa diproses langsung di Batam, tanpa lagi melalui Jakarta. Ini membuat kami lebih fleksibel dan cepat,” katanya.

Sebagai tindak lanjut dari kunjungan Dubes UEA, pihaknya telah membentuk tim khusus untuk menjajaki peluang-peluang lanjutan, sekaligus mempersiapkan regulasi turunan yang mendukung. Ia berharap kunjungan ini menjadi awal dari kemitraan jangka panjang.

“Kami ingin hubungan ini bukan sekadar seremoni diplomatik, tetapi melahirkan proyek nyata. Batam terbuka dan siap memfasilitasi,” sebut dia.

Di akhir pertemuan, Amsakar juga memimpin forum diskusi terbuka antara pejabat Batam dan delegasi UEA. Dalam forum itu, berbagai isu seputar perizinan, kepastian hukum, dan kesiapan infrastruktur dibahas secara langsung.

“Kami pastikan semua kendala dapat kami tangani dengan cepat dan profesional,”tuturnya.*