
Tragedi bom Bali (Foto: Istimewa/internet)
RIAU1.COM - Tepat hari ini atau 12 Oktober 2002 pukul 23.15 rentetan aksi pengeboman kawasan Kuta dan Denpasar, Bali menggegerkan nusantara dan dunia.
Ketenangan Sabtu malam di kawasan tersebut terkoyak akibat meledaknya tiga buah bom yang mengguncang Pulau Dewata dikutip dari kompas.com, Sabtu, 12 Oktober 2019.
ledakan pertama dan kedua terjadi lima meter di depan DiskotekSari Club, di Jalan Legian, Kuta.
Sesaat setelah ledakan pertama, sebuah bom kembali meledak di Diskotek Paddy's yang terletai di seberang Sari Club. Akibat dari ledakan beruntun ini, Sari Club, Diskotek Paddy's dan bangunan Panin Bank yang terletak persis di depan Sari Club terbakar.
Selain itu, puluhan bangunan yang berada di radius 10 hingga 20-an meter dari lokasi rusat berat. Adapun kaca-kaca hotel, toko maupun tempat hiburan lainnya rusak parah. Bahkan kuatnya ledakan juga membuat kantor biro perjalanan di samping Sari Club rata dengan tanah.
Kemudian sesaat setelah itu, ledakan ketiga terjadi sekitar 100 meter dari Kantor Konsulat Amerika Serikat di daerah Renon, Denpasar, Bali. Kuatnya ledakan di ketiga tempat tersebut menyisakan lubang selebar 4-4,5 meter dengan kedalaman 80 sentimeter.
Kejadian ini merenggut nyawa 202 orang yang saat itu berada di lokasi kejadian. Korban mayoritas merupakan warga negara Australia.
Peristiwa tersebut tak hanya terjadi di Bali. Beberapa saat sebelumnya, sebuah bom rakitan meledak pada Sabtu petang pukul 18.50 di pintu gerbang masuk kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Filipina di Jalan Tikal, Kelurahan Tikala Ares, Lingkungan I, Manado yang tidak memakan korban jiwa.
Pasca pengeboman, polisi berhasil menangkap beberapa pelaku seperti Amrozi dan Imam Samudra alias Abdul Aziz yang sama dijatuhi hukuman mati.
Kemudian Ali Ghufron alias Muklas, Ali Imron bin H Nurhasyim alias Alik divonis penjara seumur hidup. Vonis serupa juga diterima oleh Mubarok alias Utomo Pamungkas dan Suranto Abdul Goni alias Umar alias Wayan.
Sementara Dulmatin tewas dalam pengepungan di Pamulang, Tangerang Selatan dan Dr Azahari bin Husin atau The Demolition Man tewas pada 2005.