
Ilustrasi putri (Foto: Istimewa/internet)
RIAU1.COM - Sudah banyak yang mengetahui bagaimana sejarah lahirnya Kota Pekanbaru. Namun tak banyak yang pernah mendengar bagaimana sejarah Pekanbaru versi cerita rakyat atau tambo. Semua bermula dari sebuah kerajaan yang bernama Gasib. Sebuah kerajaan yang berdiri di tepi Sungai Siak dikutip dari histori.id, Jumat, 1 November 2019.
Kerajaan ini dipimpin oleh Raja Gasib yang dikaruniai memiliki seorang putri yang cantik jelita bernama Putri Kaca Mayang. Lantaran segan kepada Raja Gasib yang terkenal memiliki panglima gagah perkasa bernama Gimpam, tak seorangpun raja atau bangsawan yang berani meminang sang Putri saat itu.
Namun, pada suatu hari ada satu raja yang mau memberanikan diri. Dia bernama Raja Aceh. Sayangnya pinangannya ditolak oleh Raja Gasib. Karena kecewa dan merasa terhina, Raja Aceh berniat membalas dendam. Pertempuranpun tak terelakkan. Panglima Gimpam memimpin penjagaan di Kuala Gasib dipersipakan berjaga-jaga di sekitar Sungai Siak jauh dari negeri Gasib.
Sementara kerajaan Aceh yang mengetahui tak tik ini mencari jalan pintas untuk masuk ke negeri Gasib. Siasat ini berhasil. Bahkan mampu memporak-porandakan negeri Gasib sambil membawa lari Putri Kaca Mayang. Aksi ini mendapatkan perlawanan dari Panglima Gimpam yang langsung menuju Aceh. Dia berhasil merebut kembali Putri Kaca Mayang untuk dibawa kembali ke istana Gasib.
Sayangnya di tengah perjalanan
Putri Kaca Mayang yang sedang sakit meninggal dunia di Sungai Kuantan. Kabar buruk ini membuat Raja Gasib memutuskan untuk meninggalkan istana dan menyepi ke Gunung Ledang, Malaka dan memberikan tahta pada panglimanya.
Namun karena merasa tak enak hati, Panglima Gimpam meninggalkan kerajaan dan memilih membuka sebuah perkampungan baru yang dinamakan Pekanbaru hingga saat ini. Sementara makam Panglima Gimpam disebut-sebut berada di Hulu Sail, sekitar 20 km dari kota Pekanbaru.