BPP Pekanbaru Bahas Laporan Akhir Penanganan Banjir dan Pengelolaan Sampah

BPP Pekanbaru Bahas Laporan Akhir Penanganan Banjir dan Pengelolaan Sampah

11 Oktober 2021
Salah seorang peneliti saat pemaparan di Kantor BPP Pekanbaru pekan lalu. Foto: Istimewa.

Salah seorang peneliti saat pemaparan di Kantor BPP Pekanbaru pekan lalu. Foto: Istimewa.

RIAU1.COM -Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kota Pekanbaru membahas laporan riset akhir penanganan banjir dan pengelolaan sampah. Dua hasil penelitian ini akan dibahas lebih lanjut guna menentukan kebijakan wali kota dalam dua permasalahan perkotaan ini. 

Kepala BPP Pekanbaru Masykur Tarmizi, Senin (11/10/2021), mengatakan, dua peneliti telah melakukan presentasi akhir. Peneliti Saraswati Sistiany dengan tema strategi penanganan banjir dengan desain riset Masterplan Rejuvenasi Floodplain Sungai Sail untuk Mitigasi Banjir Kota Pekanbaru. Peneliti kedua, Minarni bertema pengelolaan persampahan dengan desain riset pengembangan mesin pemisah sampah plastik dan organik berbasis pencitraan multispektral.

"Saraswati dan tim menyimpulkan, Floodplain area Sungai Sail memiliki luas sebesar 753 Hektare (Ha). Sekitar 56 persen masih merupakan ruang terbuka hijau yang sebaiknya dipertahankan. Perlu ada tinjauan untuk aturan peruntukan kawasan perumahan di floodplain area ini yang mencapai hingga 78 persen dari total area," ungkap Masykur. 

Kemudian, hasil analisis menunjukkan bahwa 9,53 persen area memiliki prioritas tinggi. Sedangkan 25,41 persen memiliki prioritas sedang. 

"Pembatasan ruang terbangun di floodplain area akan mengurangi resiko banjir baik pada area terbangun eksisting maupun yang akan dibangun. Konsep masterplan rejuvenasi floodplain Sungai Sail Kota Pekanbaru adalah Sail Sponge Park, terdiri atas Riverside Park Zone, Flood Retention Zone, Conservation Zone, dan Sediment Control Point," jelas Masykur mengungkapkan hasil penelitian Saraswati dan tim. 

Strategi penerapan masterplan yang direkomendasikan secara bertahap pada enam titik. Hal ini harus memprioritaskan sediment control point terlebih dahulu.

Kemudian, laporan selanjutnya disampaikan oleh Minarni yang bertema pengelolaan persampahan dengan desain riset pengembangan mesin pemisah sampah plastik dan organik berbasis pencitraan multispektral.

Sistem pemisah sampah organik dan plastik yang terdiri dari dua kamera dan asesoris, konveyor, sistem kendali, motor, tuas, dan perangkat lunak mulai dikembangkan, perlu penyempurnaan. Jaringan Syaraf Tiruan (KST) untuk memisahkan sampah organik dan plastik dengan metode pencitraan biasa telah dibuat dan ditraining. 

Testing dengan tuas pemisah sedang dilakukan. JST untuk memisahkan 2 jenis plastik (HDPE dan PET) mengunakan metode pencitraan multispektral telah dibuat dan ditraining dengan 60 dataset, perlu data yang lebih banyak lagi agar dapat dikembangkan. 

"Setelah pembahasan laporan akhir ini, kami akan menggelar seminar laporan hasil dalam waktu dekat," ucap Masykur.