Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho bersama Wawako Markarius Anwar dan Forkopimda saat melepas benih ikan ke Sungai Siak dari atas perahu di Pelabuhan Harap Panjang, Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Timur, Rabu (29/10/2025). Foto: Istimewa.
RIAU1.COM -Udara pagi di tepian Sungai Siak terasa lembap dan sejuk. Sinar matahari menembus lembut di sela pepohonan.
Sementara, kabut tipis perlahan menguap bersama semilir angin. Di tepian sungai yang mengalir tenang itu, deretan perahu kayu berwarna biru dan merah terparkir rapi. Di atasnya, sejumlah orang berdiri memegang kantong plastik besar berisi air dan ratusan benih ikan yang bergerak lincah.
Mereka bukan sekadar melepas ikan. Mereka sedang menanam harapan.
Di barisan depan tampak Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho mengenakan kemeja warna cokelat muda. Bersama jajaran Forkopimda, aparat TNI-Polri, serta masyarakat sekitar, ia menunduk perlahan.
Ia membuka ikatan tali plastik, lalu menuangkan isi kantong ke sungai. Air dalam kantong bercampur dengan air Sungai Siak yang kecokelatan.
Dalam hitungan detik, ratusan ikan kecil berenang bebas. Seolah tahu bahwa inilah rumah mereka.
Tepuk tangan pecah dari tepi sungai. Wajah-wajah cerah menatap permukaan air yang beriak lembut.
Sebagian warga mengangkat kamera ponsel, merekam momen itu dengan bangga. Suasana di pagi itu seperti pesta kecil di tengah alam. Pesta bagi kehidupan baru yang tumbuh dari air, kerja keras, dan kepedulian.
Benih Ikan
Penebaran benih ikan atau restocking ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru untuk menjaga keberlanjutan ekosistem Sungai Siak. Kegiatan ini sekaligus memperkuat ketahanan pangan masyarakat pesisir.
“Gerakan kecil seperti ini menyimpan makna besar. Kami ingin sungai tetap hidup, ikan berkembang, dan masyarakat di sekitarnya dapat merasakan manfaat ekonomi maupun ekologinya," kata Wali Kota Agung Nugroho.
Restocking menjadi simbol kepedulian yang nyata tentang bagaimana pembangunan kota tak hanya bicara beton dan jalan. Tetapi, pembangunan itu juga terkait keseimbangan alam. Sungai Siak, yang selama ini menjadi urat nadi kehidupan Pekanbaru, kini mendapat napas baru dari benih-benih kecil yang dilepas pagi itu.
Program AMAN Bertani
Tak jauh dari lokasi restocking, masih di kawasan Pelabuhan Harap Panjang, Kecamatan Rumbai Timur, kegiatan lain berlangsung penuh semangat. Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Pekanbaru resmi meluncurkan Program AMAN Bertani.
Program ini bukan sekadar ajang seremonial. Ia adalah gerakan terpadu untuk menguatkan ketahanan pangan di sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan.
“Harapannya, ketahanan pangan bisa tumbuh dari rumah-rumah warga. Menanam padi gogo, cabai, atau sayur di pekarangan rumah bisa dilakukan siapa saja. Langkah kecil ini akan berdampak besar bagi kemandirian pangan daerah," ujar Agung dalam sambutannya.
Program AMAN Bertani menjadi wujud nyata semangat kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat. Ia bukan hanya program pertanian modern.
Tetapi, program ini merupakan gerakan sosial yang menumbuhkan kesadaran baru. Bahwa, kemandirian pangan dimulai dari langkah sederhana di rumah masing-masing.
Petani dan Nelayan
Pada kesempatan yang sama, Pemko Pekanbaru juga menyalurkan berbagai bantuan alat dan sarana pertanian, seperti mesin hand tractor, pompa air, bibit tanaman, dan mesin penggiling padi. Bantuan itu diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi petani dalam mengelola lahan.
Selain itu, Pemko Pekanbaru bekerja sama dengan dunia usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Salah satunya adalah kolaborasi dengan Rumah Sakit Awal Bros. Kolaborasi ini terkait perlindungan sosial kepada lebih dari 3.400 pekerja rentan di sektor pertanian melalui BPJS Ketenagakerjaan.
“Kalau ada istri yang kehilangan suaminya, langsung mendapat santunan Rp40 juta. Kami ingin memastikan para pekerja dan petani terlindungi," ujar Agung.
Masih terdapat sekitar 100 ribu kuota BPJS Ketenagakerjaan yang belum terisi. Pemko Pekanbaru terus berupaya agar kuota ini bisa diakses oleh pekerja harian lepas, buruh tani, dan nelayan kecil. Karena, mereka yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan.
Menanam Kemandirian
Kepala Distankan Pekanbaru Maisisco menegaskan, Pekanbaru bukan daerah sentra produksi. Namun, semangat petani dan nelayan tetap menjadi kekuatan utama.
“Program strategis ini menunjukkan bahwa Pekanbaru siap mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam mewujudkan kemandirian dan swasembada pangan,” katanya.
Tahun ini, Distankan menyalurkan bantuan BPJS Ketenagakerjaan bagi 3.649 pekerja sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan. Dari jumlah itu, 77 orang berasal dari sektor perikanan, 27 dari peternakan, dan 161 dari perkebunan.
“Semua ini untuk memastikan petani dan nelayan bisa bekerja dengan aman dan sejahtera,” ujar Maisisco.
Potensi Perikanan
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Distankan Ismail menjelaskan, pihaknya menyalurkan bantuan benih ikan patin dan lele kepada sejumlah kelompok pembudidaya dan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) tahun ini. Selain benih, pakan dan obat-obatan untuk induk ikan juga disalurkan.
“Kami ingin memastikan para pelaku usaha perikanan memiliki dukungan memadai untuk berkembang," katanya.
Bantuan ini menjadi bagian dari proyek strategis Pemko Pekanbaru untuk memperkuat sektor perikanan lokal, terutama di Kecamatan Rumbai, Rumbai Timur, Tenayan Raya, dan Marpoyan Damai. Di daerah yang tidak memiliki akses sungai, pemko mulai mengembangkan sistem bioflok, yaitu teknologi budi daya ikan modern yang hemat lahan dan ramah lingkungan.
“Dengan sistem bioflok, warga bisa membudidayakan ikan bahkan di pekarangan rumah. Ini sejalan dengan visi wali kota dan wakil wali kota,” terang Ismail.
Sungai Siak
Dukungan juga datang dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Koordinator Penyuluh Perikanan KKP di Pekanbaru Yenni Emita menjelaskan, kegiatan restocking ikan di Sungai Siak merupakan hasil sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
“Kami berkolaborasi dengan Pemko Pekanbaru untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan ekosistem Sungai Siak. Jenis ikan yang dilepas hari ini adalah ikan patin, karena cocok dengan karakter perairan sungai ini," ungkapnya.
Ia berharap penebaran benih ikan ini mampu memperbaiki rantai ekosistem air. Sehingga, hasil tangkapan nelayan sungai meningkat.
Benih Harapan
Menjelang siang, matahari mulai meninggi. Namun suasana di tepi Sungai Siak tetap ramai.
Anak-anak kecil berlari di antara para peserta, memandangi ikan-ikan yang baru dilepas. Seorang ibu paruh baya tampak tersenyum sambil memegang ponsel, mengabadikan momen bersejarah itu.
Di wajah semua yang hadir, tampak satu hal yang sama yakni harapan. Harapan agar Sungai Siak kembali hidup seperti dulu, penuh ikan dan kehidupan. Harapan agar setiap rumah di Pekanbaru bisa menanam sayur, cabai, atau padi gogo di pekarangan kecil mereka.
Dari tepian sungai hingga halaman rumah, gerakan kecil ini menyatukan semangat besar. Bahwa, ketahanan pangan bukan sekadar urusan lahan luas dan teknologi modern. Tetapi, ini tentang kepedulian, kolaborasi, dan cinta terhadap bumi tempat kita berpijak.