Dari Beat ke Motor Baterai, Perjalanan Saparuddin Mengikuti Arus Transportasi Hijau

3 Desember 2025
Saparuddin Siregar dengan skuter listriknya. Foto: Surya/Riau1.

Saparuddin Siregar dengan skuter listriknya. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Pagi itu, deretan ruko tua di sudut jalan masih tampak lengang. Pintu-pintu besi yang memudar oleh karat berdiri rapat, seakan menyimpan kisah lama tentang riuhnya masa lalu.

Namun, di depan salah satu ruko yang telah lama tertutup, hadir sebuah pemandangan berbeda. Seorang pria paruh baya duduk tenang di atas skuter listrik hitam mengilap.

Dengan kaus hitam sederhana dan rambut sedikit acak, ia tampak menikmati jeda pagi itu. Seolah hanya ingin merasakan sentuhan angin sebelum benar-benar melaju. Sandal jepitnya memberi kesan santai, seperti seseorang yang sudah akrab dengan ritme hari tanpa tergesa.

Skuter listrik yang ditungganginya terlihat masih baru. Jok cokelat muda kontras dengan bodi hitam yang reflektif.

Kedinamisan kendaraan itu membaur dengan suasana sekitar. Hal ini menggambarkan perubahan gaya hidup masyarakat Pekanbaru yang kini makin praktis dan ramah lingkungan.

Bagi pria itu, skuter ini bukan hanya alat transportasi. Melainkan, skuter ini bagian dari keseharian yang sedang berubah pelan-pelan.

Di belakangnya, pintu sebuah warung makan terbuka lebar. Beberapa pria duduk melingkar di atas kursi plastik merah, berbincang santai sambil menatap televisi yang menempel di dinding.

Suara sendok beradu dengan piring bercampur dengan dengung kipas angin, menciptakan musik pagi yang akrab bagi warga sekitar. Mesin pompa air tua tergeletak di sudut, menjadi bukti kecil bahwa kehidupan di kedai kopi itu berjalan tanpa banyak perubahan.

Di luar, rumput liar tumbuh seadanya di tepi keramik. Di tempat itulah batas antara keramaian kedai kopi dan jalanan lengang terasa begitu tipis.

Pria di atas skuter itu kemudian menggenggam setang lebih erat. Tatapannya lurus, siap kembali melanjutkan perjalanan.

Namun sebelum melaju, ia menoleh sebentar. Sekilas senyum tipis muncul, hangat dan tak memaksa. Sederhana, tapi cukup untuk membuat pagi itu terasa hidup. Dialah Saparuddin Siregar, pemilik kedai kopi JB Coffee yang juga pemilik skuter listrik tersebut.

Lebih Irit
Saparuddin membeli motor listrik merek Green Tech itu pada 2023. Harga awalnya Rp16 juta. Namun berkat subsidi pemerintah, ia hanya perlu membayar Rp9,8 juta.

Motor listrik ini saya pakai untuk harian. Pengeluarannya jauh lebih irit,” ujarnya.

Jika sebelumnya ia mengandalkan Honda Beat dan menghabiskan bensin sekitar Rp35-Rp40 ribu per minggu, kini biaya pengisian skuter listriknya hanya sekitar Rp4.000 hingga Rp5.000 sekali cas. Pengecasan pun tak perlu dilakukan setiap hari.

“Mengecasnya seperti ngecas ponsel, bisa di rumah saja,” katanya sambil tersenyum.

Saparuddin mengakui, saat awal berkendara, rasa yang muncul memang berbeda. Namun setelah terbiasa, motor listrik terasa sama saja seperti motor berbahan bakar.

Yang jelas, biaya perawatannya jauh lebih rendah. Kecepatan maksimal skuter listrik miliknya sekitar 70 km per jam.

“Masih awet sampai sekarang,” ujarnya.

Transformasi Besar
Cerita Saparuddin bukan kisah tunggal. Kini, Kota Pekanbaru tengah bergerak ke arah transformasi besar. Pekanbaru menuju era transportasi ramah lingkungan.

Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mendorong perluasan ekosistem kendaraan listrik dan mengapresiasi langkah PT PLN (Persero) yang terus memperluas akses listrik hingga pelosok. Salah satu yang didorong kuat adalah penambahan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di titik-titik strategis.

“Pekanbaru mulai beralih ke transportasi listrik. Kami berharap penambahan SPKLU dapat dipercepat,” kata Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho, Rabu (25/6/2025).

Komitmen itu terlihat dari pemesanan 100 unit bus listrik dan 60 unit kendaraan feeder listrik melalui dukungan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sebelumnya, pemko juga memperkenalkan oplet listrik sebagai angkutan kota modern yang lebih senyap dan bersih.

Langkah-langkah ini bukan hanya soal teknologi. Tetapi, ini juga upaya mewujudkan kota yang lebih sehat, nyaman, dan modern.

“Kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk menciptakan pelayanan publik yang berkelanjutan,” ucap Agung.

SPKLU Bertambah
Hingga kini, 273 unit kendaraan listrik telah beroperasi di Pekanbaru. PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Pekanbaru menyediakan 12 SPKLU di Pekanbaru, dengan tambahan 36 unit lainnya tersebar di Riau. Perkembangan ini dinilai sebagai lompatan signifikan.

“Pertumbuhan kendaraan listrik di Pekanbaru mencapai 150 persen,” kata Asisten Manager Niaga dan Pemasaran PLN UP3 Pekanbaru Tino Lala dalam peluncuran uji coba oplet listrik di SMP Negeri 42 Tuah Madani (5/12/2024).

Skuter Listrik
Di sudut ruko tua itu, Saparuddin memutar gas skuter listriknya perlahan. Suara deru mesin tak terdengar, yang ada hanya desir halus ban menyentuh jalan.

Pagi itu terasa berbeda. Ada cerita tentang seseorang yang memilih beralih ke teknologi bersih.

Ada kota yang sedang berubah. Dan, ada harapan bahwa perjalanan kecil seperti yang dilakukan Saparuddin dapat menjadi bagian dari gerakan besar yaitu Pekanbaru menuju transportasi yang lebih hijau, lebih efisien, dan lebih manusiawi.