Persoalan Geografis Disebut Kamsol Salah Satu Penyebab Angka Putus Sekolah di Riau Tinggi

Persoalan Geografis Disebut Kamsol Salah Satu Penyebab Angka Putus Sekolah di Riau Tinggi

17 Januari 2022
Kawasan pedalaman di Kabupaten Indragiri Hilur

Kawasan pedalaman di Kabupaten Indragiri Hilur

RIAU1.COM - Tingginya angka putus sekolah di Riau menurut Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau, Dr Kamsol dipengaruhi empat faktor. 

"Kalau kita lihat persoalan angka putus sekolah di Riau dipengaruhi empat faktor," kata Kadisdik Riau, Kamsol, Senin (17/1/2022).

Kemudian Kamsol memaparkan empat faktor yang mempengaruhi angka putus sekolah, pertama persoalan geografi. Misalnya di Kabupaten Indragiri Hilir dan Kepulauan Meranti itu capaian lama sekolah rata-rata 7 tahun. 

"Kalau kita melihat wajib belajar 9 tahun, di Riau masih ada 7 kabupaten yang belum masuk, seperti Inhil dan Meranti. Itu persoalannya geografi. Jadi kalau dari SD saja belum sampai bagaimana ke SMA nya," katanya. 

Lalu Kedua, persoalan ekonomi. Dimana berdasarkan pendataan Disdik Riau per kecamatan, jumlah ruang kelas lebih banyak daripada rombangan belajar (rombel)

"Ini artinya persoalannya ekonomi, bisa juga masalah geografi. Tapi lebih banyak masalah ekonomi. Karena anak sekolah itu tak cukup gratis saja, tapi mereka butuh baju dan sepatu juga," ujarnya. 

Kemudian menurutnya, untuk masalah ekonomi ini sudah ada bantuan yang diberikan oleh  Gubernur Riau. Memang bantuan yang diberikan terbatas untuk anak masyarakat adat terpencil. 

"Ke depan kita akan mencari solusi untuk masyarakat kurang mampu lainnya dengan koordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Riau," terang dia. 

Selanjutnya ketiga persoalan sosial. Kamsol menyampaikan persoalan sosial ini biasanya yang sering terjadi siswa  menikah saat usia sekolah, sehingga tidak sekolah lagi.

"Biasanya ada dorongan dari orang tua. Sebab persepsi masyarakat masih berpikir untuk apa sekolah tinggi kalau sudah tamat jadi ibu rumah tangga juga," ungkapnya.

"Persoalan terakhir, kesenjangan antar sekolah SMP dengan SMA. Ini perlu kita cari solusinya dengan membangun Unit Sekolah Baru (USB), atau penambahan Ruang Kelas Baru (RKB)," tutur dia.*