Banyak Masalah Transportasi di Riau Diadukan Gubri ke Menhub

7 Mei 2025
Gubernur Riau bersama Menteri Perhubungan

Gubernur Riau bersama Menteri Perhubungan

RIAU1.COM - Kunjungan ke Kantor Menteri Perhubungan di Jakarta, dilakukan Gubernur Riau (Gubri), Abdul Wahid bersama bupati dan wali kota. Dan rombongan disambut Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi.

Dalam pertemuan tersebut, Wahid menjelaskan posisi strategis Riau yang berada di tengah Pulau Sumatera dan berbatasan langsung dengan jalur perdagangan terpadat kedua di dunia, yaitu Selat Malaka.

Ia menjelaskan bahwa Provinsi Riau memiliki wilayah laut, daratan, dan kepulauan, yang menjadikannya sangat potensial untuk pertumbuhan ekonomi. Serta, ditopang olek sektor migas, perkebunan kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, dan pertambangan.

Terdapat 12 Wilayah Kerja Migas (WK) yang aktif beroperasi di Riau, memperkuat posisinya sebagai daerah penyumbang energi nasional. Namun, konektivitas antarwilayah masih menjadi tantangan besar bagi percepatan pertumbuhan ekonomi.

"Oleh karena itu, kami sangat memerlukan perhubungan untuk konektivitas. Proses ini yang kami minta,"kata Wahid.

Lalu Wahid juga menyoroti keberadaan Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II yang saat ini dikelola oleh Angkasa Pura serta Lanud Roesmin Nurjadin yang dikelola oleh TNI AU. Aktivitas di bandara cukup padat karena juga digunakan untuk pelatihan militer bersama negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

"Maka kalau bisa kami ingin relokasi bandara, sehingga bandara di kota khusus TNI AU dan bandara komersilnya dipindahkan, sesuai studi kelayakan dan terkoneksi dengan jalan tol sehingga terintegrasi," jelasnya.

Selain bandara, akses transportasi laut juga menjadi perhatian. Wahid meminta agar rute pelayaran lama diaktifkan kembali dan membuka rute baru demi memperkuat konektivitas antar pulau.

"Kemarin kami sudah ke ASDP, ada rute yang sudah lama, agar diaktifkan kembali. Serta diminta rute baru, seperti Tembilahan - Batam dan ini kami minta ke menteri perhubungan," ungkapnya.

Masalah serius lainnya adalah kerusakan jalan akibat kendaraan over dimension and over load (ODOL) yang membawa sawit dan batu bara. Dari 4 juta hektare kebun sawit, hanya 1,2 juta hektare yang berizin, sisanya tidak berkontribusi bagi daerah namun menyebabkan kerusakan infrastruktur.

"Kalau bisa kedepan, transportasinya diganti dengan kereta, kami mohon dibantu agar ada jalur kereta untuk angkutan barang sehingga jalanan tidak terganggu," sebutnya.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi menyambut baik masukan Gubernur Riau. Ia menegaskan, bahwa pemerintah pusat siap berkolaborasi untuk merumuskan kebijakan transportasi terbaik demi kemajuan Provinsi Riau.

"Koordinasi ini adalah bagian kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah. Bagaimana kita berbicara mengenai sektor perhubungan di wilayah provinsi. Ini merupakan sebuah upaya yang baik dengan terbentuknya komunikasi yang baik ini," tuturnya.

"Sehingga kita bisa melihat segala sesuatu yang berhubungan dengan perhubungan secara menyeluruh dan bisa merumuskan kebijakan yang terbaik untuk provinsi. Maka, kita akan follow up apa yang menjadi masukan dari gubernur maupun bupati yang ada di Provinsi Riau, akan kita bicarakan secara lebih teknis lagi," tutur dia.*