
Ilustrasi/net
RIAU1.COM - Untuk tahun 2014, Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Provinsi Riau meningkat dari tahun sebelumnya. IDI Riau tahun 2024 mencapai 75,55, meningkat dua poin dari tahun 2022 sebesar 73,64 poin.
"Capaian kinerja demokrasi itu masih dalam kategori sedang dengan Aspek Kebebasan 79,39, Kesetaraan 80,13 dan Kapasitas Lembaga Demokrasi 66,3 poin,” kata Asisten II Setdaprov Riau, M Job Kurniawan saat membuka Focus Group Discussion (FGD) IDI yang digelar Kesbangpol Riau bersama BPS Riau, di Aula BPS Riau.
Dalam kesempatan tersebut, M Job Kurniawan mengatakan, pengertian demokrasi sangat luas, mencakup sejumlah besar objek. Oleh karena itu perlu dilakukan penentuan komponen-komponen demokrasi apa saja yang datanya akan dikumpulkan.
“IDI disusun untuk mengkuantifikasikan perkembangan demokrasi pada tingkat provinsi di Indonesia. IDI adalah suatu indikator yang merupakan alat ukur obyektif dan empirik terhadap kondisi demokrasi politik provinsi di Indonesia. IDI yang disusun pada Tahun 2025 merupakan gambaran demokrasi di tahun 2024," jelasnya.
Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Riau Asep Riyadi mengatakan, BPS tugasnya hanya mencatat, sedangkan stakeholder demokrasi bertanggungjawab terhadap pelaksanaan demokrasi di Provinsi Riau.
“Riau berada di posisi 9 terbawah dari 38 provinsi di Indonesia. Namun, apakah kita puas dengan perolehan itu," kata Asep.
Kepala BPS Riau tersebut mengatakan, IDI merupakan ukuran pembangunan politik yang digunakan pemerintah pada RPJMN 2010-2014, 2015-2019, 2020-2024, serta 2025-2029. IDI merupakan kerja bersama instansi pemerintah yaitu Kemenkopolkam, BPS, Bappenas, Kemendagri, serta Pemerintah Daerah.
“IDI ini merupakan Fact-Based Information, bagian dari upaya mengembangkan a culture of evidence-based decision making. IDI disusun dengan melibatkan elemen masyarakat di luar pemerintah seperti perguruan tinggi dan LSM.
"Sumber data kita adalah dokumen berupa Perda, Pergub, Perbup, Perwako, surat edaran dan lainnya. Kemudian dari portal berita online berupa scrapping data 15 ribu media massa online dengan Intelligence Media Analysis,” sebut dia.*