Kata Kepala BKPM, Investasi di Luar Jawa Banyak di Riau dan Maluku

Kata Kepala BKPM, Investasi di Luar Jawa Banyak di Riau dan Maluku

30 November 2022
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia

RIAU1.COM - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia melaporkan bahwa target investasi di luar pulau Jawa sudah mengalami peningkatan.

Bahlil mengungkapkan, sekarang itu yang banyak masuk investor untuk berinvestasi itu lebih banyak di Palu Maluku Utara dan di Pulau Sumatera khususnya di Provinsi Riau.

"Jawa Barat perlahan-lahan sudah mulai menurun, ini tidak ada urusannya sama politik, ini semata-mata tentang kecenderungan orang melakukan investasi untuk di luar wilayah Jawa," ucapnya, saat rakor investasi di Ritz Carlton Mega Kuningan Jakarta, Rabu (30/11/22).

Menteri Investasi menyebutkan, untuk negara yang berinvestasi di Indonesia sejak tahun 2019 sampai dengan 2022 yang pertama tetap masih Singapura, lalu berikutnya Cina.

Ia menyebutkan, setalah dilakukan analisis kenapa Singapura berinvestasi di Indonesia, ternyata setelah di cek investasi yang dari Singapura ini tidak semuanya uang Singapura, akan tetapi sebagian orang Indonesia yang ada di Singapura.

"Cina itu 2019-2020 nomor setelah Singapura investasi di Indonesia, tapi Cina 2021 di geser oleh Hongkong," ujarnya.

Bahlil melanjutkan, tingginya minat investor untuk berinvestasi di Indonesia salah satunya adalah karena Presiden RI memerintahkan agar semua negara diperlakukan sama dan tidak dibeda-bedakan, selama investor tersebut mengikuti undang-undang yang berlaku.

"Ini buah dari UU Ciptaker mereka sangat memberikan respon apresiasi positif terhadap pengembangan ini," ucapnya.

Selanjutnya, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan apresiasi atas mulai naiknya realisasi investasi di luar Jawa yang sekarang sudah lebih banyak investasinya sebesar 53 persen.

Menurut Jokowi, hal ini artinya infrastruktur yang dibangun di luar Jawa itu betul-betul memberikan efek kepada investasi, dan pada pertumbuhan ekonomi di luar Jawa.

"Dulu 70 dan 30 investasi Jawa dan luar Jawa, sekarang sudah lebih besar di luar Jawa sehingga ini sebuah informasi yang baik," tutupnya.