Menjadikan Sultan Siak II Sebagai Pahlawan Nasional Terus Diperjuangkan

Menjadikan Sultan Siak II Sebagai Pahlawan Nasional Terus Diperjuangkan

14 Desember 2022
Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau T Zul Efendi

Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau T Zul Efendi

RIAU1.COM - Sejarah panjang perjuangan Sultan Siak II Tengku Buwang Asmara bergelar Sultan Mahmud Abdul Jalil Muzaffar Syah dalam melawan kezaliman para penjajah demi mempertahankan marwah negeri, kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau T Zul Efendi sungguhlah patut diteladani.

Sebut T Zul Efendi, pelajaran yang sangat berharga dari perjuangan Tengku Buwang Asmara adalah pengorbanan dan pengabdian.

Hal tersebut disampaikannya saat membuka kegiatan seminar nasional pengusulan Sultan Siak II Tengku Buwang Asmara bergelar Sultan Mahmud Abdul Jalil Muzaffar Syah sebagai pahlawan nasional, berlangsung di di Gedung Daerah Sultan Syarif Kasim II, Selasa (13/12).

"Suatu hal yang menjadi catatan penting penuh harapan bagi kita yang hadir dalam seminar adalah jangan sekali-kali ada di antara kita hanya berdiam diri disaat negeri ini membutuhkan," ucapnya.

Kadinsos Riau ini menyebutkan, tunjukkan bahwa pengorbanan hari ini akan diteladani oleh anak cucu generasi di masa yang akan datang.

Ia mengharapkan kedepannya negeri ini akan melahirkan Tengku Buwang Asmara lainnya di kemudian hari yang menjadi teladan bagi semua orang.

"Pada kesempatan ini saya memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya bagi mereka yang dengan penuh keikhlasan berdedikasi, berjuang memulai kebaikan dari diri sendiri, tidaklah sesuatu menjadi besar jika tidak dimulai dari hal yang kecil," ucapnya.

T Zul Efendi mengharapkan, Tengku Buwang Asmara dapat ditetapkan sebagai pahlawan nasional dari Provinsi Riau.

"Mari kita sambut dengan gegap gempita Tengku Buwang Asmara calon pahlawan nasional dari Provinsi Riau. Gelar pahlawan nasional kita perjuangkan demi marwah negeri Melayu," tutupnya.

Untuk diketahui, Tengku Buwang Asmara sendiri merupakan anak kedua pendiri Kerajaan Siak yakni Raja Kecik. Dia menjadi sultan Siak ke-2 pada tahun 1746-1760 yang melakukan perlawanan dan menyebabkan 50 lebih tentara Belanda tewas di Selat Guntung, Kecamatan Sabak Auh, Kabupaten Siak.*