One Way Sicincin – Bukittinggi Dikeluhkan Masyarakat, Ini Respons Gubernur Sumbar

One Way Sicincin – Bukittinggi Dikeluhkan Masyarakat, Ini Respons Gubernur Sumbar

12 April 2023
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah

Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah

RIAU1.COM - Keluhan masyarakat terkait jalur One Way (Satu Arah) Sicincin Bukittinggi dan Bukitinggi via Malalak – Koto Mambang yang akan diterapkan saat libur lebaran nanti direspons Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi.

Keluhan masyarakat menurut Mahyeldi merupakan hal yang biasa karena hal yang baru diterapkan.

“Ya pastilah, yang namanya kita baru mulai pasti banyak keluhan-keluhan, tentu semua akan jadi masukan untuk penyempurnaan nantinya,” katanya di Kantor Gubernur Sumbar, Selasa (11/4) seperti dimuat Katasumbar.

Dia menambahkan, yang terpenting saat ini adalah melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi kemacetan di jalur tersebut.

“Yang jadi masalah itu kita tidak berbuat. Sekarang ini kita bersama Polda Sumbar dan Dinas Perhubungan kabupaten dan kota kita mendistribusikan ini,” ujarnya.

“Mungkin One Way ini akan ada penyempurnaan-penyempurnaan nantinya sehingga mengurangi kemacetan di jalur yang selama ini padat,” tambahnya.

Ia menjelaskan, memang kepada masyarakat yang selama ini terbiasa langsung di jalur yang lama sekarang sedikit berputar.

“Walaupun jauh tapi mungkin bisa lebih cepat. Kalau yang lalu bisa delapan jam, sekarang mungkin bisa dia atau tiga jam,” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat (Sumbar) Kombes Pol Hilman Jaya mengatakan, hasil uji coba One Way (Satu Arah) Sicincin – Bukittinggi maupun Bukitinggi – Malalak – Koto Mambang lumayan signifikan.

Menurutnya, One Way menyebabkan jalan yang digunakan jadi lebar, kemudian jarak tempuh dan waktu tempuh lumayan singkat karena waktu tempuh berkurang.

“Kita bisa meminimalisir kemacetan yang terjadi. Kendati demikian tetap ada permasalahan yang muncul, masih ada pengendara yang melawan arah, adanya penolakan dari masyarakat,” tutur Mahyeldi.*