Di Batam Tercatat 832 Kasus DBD, Enam Diantaranya Meninggal Dunia

Di Batam Tercatat 832 Kasus DBD, Enam Diantaranya Meninggal Dunia

5 Desember 2022
ilustrasi/Net

ilustrasi/Net

RIAU1.COM - Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Batam, sebanyak 832 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di sepanjang tahun 2022 ini, dari jumlah tersebut enam orang meninggal dunia.

Pasien meninggal tersebut kebanyakan adalah balita. Diantaranya, pasien betusia satu tahun warga Mediterania, Batam Kota.

Lalu pasien berusia 4 tahun warga Pelita, Nongsa, dan warga Kavling Sejunlung berusia 6 bulan. Balita berusia 5 tahun warga Tembesi Makmur dan balita berusia 1 tahun warga Batam Kota.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Batam, Melda Sari, mengatakan, sampai dengan 2 Desember 2022 ini Dinas Kesehatan Batam mencatat ada 832 kasus DBD. Ratusan kasus DBD tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan.

Tingginya curah hujan saat ini mempengaruhi peningkatan kasus DBD di Batam. Genangan air yang timbul setelah hujan berpotensi jadi sarang nyamuk untuk berkembangbiak.

“Ya hingga awal Desember ini ada 832 kasus DBD, enam diantaranya meninggal dunia,” ujarnya, Minggu (5/12) seperti dimuat Batampos.

Bila melihat data perbulan, kasus DBD tertinggi terjadi di Juli 2022 dengan jumlah 98 kasus DBD. Selanjutnya disusul Agustus dan Januari 2022 yakni dengan masing-masing 85 kasus.

Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kasus DBD di tahun 2021 diketahui berjumlah 710 kasus dengan kasus kematiannya sebanyak empat orang.

Sedangkan di tahun 2020 ada 763 kasus dengan kasus kematian tiga orang. Lalu di tahun 2019 ada sebanyak 728 kasus dengan kasus kematian 2 orang.

“Kasus DBD ini bersifat fluktuatif. Di saat musim hujan, penyakit DBD akan meningkat,” tambahnya.

Berbagai upaya terus dilakukan Dinkes Kota Batam dalam meminimalisir penyebaran DBD ini. Salah satunya dengan melakukan fogging dan sekaligus mengaktifkan peran juru pemantau jentik (jumantik) dengan program Gerakan satu rumah satu orang jumantik.

Para jumantik ini akan diberikan sosialisasi dan penyuluhan serta pemahaman. Peran jumantik ini dilakukan di seluruh wilayah seperti diantaranya, edukasi jentik bersama tim Jumantik Bida Ayu Blok G, Mangsang, Sosialisasi Jumantik di Bukit Barelang Kelurahan Tanjungpiayu, Pembinaan Jumantik Cilik di Bengkong Mahkota, Bengkong.

Terpisah, Kepala Puskesmas Tiban Baru, dr Hilda Insyafri, mengatakan, pihaknya terus menggalakkan peran Juru Pemantau Jentik ini. Dimana Puskesmas melatih kader kesehatan melalui Posyandu masing-masing.

Kader Jumantik akan memantau rumah warga terkait ada tidaknya jentik di rumah warga. Petugas akan turun ke rumah warga memantau jentik tanpa pemberitahuan sebelumnya.

“Diharapkan dengan adanya kader Jumantik, Rumah Bebas Jentik dan dapat menurunkan Kasus DBD,” ujarnya.*