
Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)
RIAU1.COM - Masyarakat suku Dayak dikenal kebal dengan wabah virus hingga saat ini sejak kolera dan cacar masuk ke Kalimantan Barat. Peristiwa itu terjadi di awal tahun 1880.
Virus ini menyebabkan korban berjatuhan dari Banjarmasin, Martapura, Amungtai, Sampit, Samarinda, dan Kutai. Namun tidak bagi pedalaman Dayak dinukil dari historia.id, Minggu, 3 Mei 2020.
Salah satu alasannya karena pemimpin adat mampu melakukan isolasi dan mendata orang-orang yang masuk ke lingkungannya. Selain itu suku Dayak memiliki pandangan kosmologis bahwa wabah datang karena keseimbangan alam rusak.
Membuat penyakit dapat diobati dengan ritual dan pantangan makanan dan aktivitas fisik lain.
Selain melakukan ritual dan memiliki ramuan untuk mengobati penyakit, mereka juga menerapkan pantangan terhadap setiap penyakit.
Pantangan itu seperti larangan membunuh binatang dan memotong hewan ternak, larangan menebang pohon, hingga larangan untuk keluar kampung selama dua hari (lockdown atau karantina wilayah) yang sudah diterapakan secara turun temurun.