1,5 Persen Petani Indonesia Tamatan Perguruan Tinggi, 69 Persen Lulusan SD

Ilustrasi lahan pertanian. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Jumlah petani di Indonesia mencapai 34 juta orang saat ini. Sayangnya, sebagian besar petani kebanyakan hampir memasuki masa pensiun dengan pendidikan rata-rata lulusan sekolah dasar (SD).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Profesor Dedi Nursyamsi yang hadir secara virtual dalam kegiatan Gerakan 1.000 Petani Milenial di Aula Gedung Utama Kompleks Perkantoran Tenayan Raya, Selasa (28/9/2021), mengatakan, Indonesia memiliki bonus demografi. Artinya, petani yang berusia produktif antara 40-45 tahun berjumlah 70 persen dari penduduk Indonesia.
Tapi dalam 10 tahun atau 20 tahun yang akan datang, situasi berbalik. Petani yang produktif saat ini akan memasuki masa pensiun atau usia tidak produktif.
Sebaliknya, petani muda yang belum terlalu produktif akan masuk usia produktif. Tapi jumlahnya hanya sekitar 30 persen saja.
Oleh karena itu, regenerasi pertanian harus dilakukan mulai saat ini. Petani yang ada saat ini merupakan tamatan SD.
Dari 34 juta petani, ternyata 69 persen lulusan SD, tidak lulus SD, bahkan tidak sekolah. Hanya 1,5 persen saja yang lulus perguruan tinggi, baik D3 maupun S1. Artinya, petani didominasi petani tua dengan hanya lulusan SD.
"Tidak mungkin tujuan pertanian bisa menyediakan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menggenjot ekspor yang dibebankan kepada petani tua dengan hanya tingkat pendidikan SD. Tidak mungkin," ucap Profesor Dedi.
Oleh karena itu, tugas untuk mencapai pembangunan pertanian harus dibebankan kepada petani milenial. Para petani milenial harus sadar dan siap untuk menerima regenerasi petani.
"Karena sesungguhnya pembangunan pertanian ada di tangan kalian. Masa depan pertanian ada di pundak petani milenial," sebut Profesor Dedi.