Deflasi di Pekanbaru Tertahan Kenaikan Harga Beras pada Oktober 2022

Deflasi di Pekanbaru Tertahan Kenaikan Harga Beras pada Oktober 2022

11 November 2022
Deputi BI Perwakilan Riau Maria Cahyaningtyas saat akan membeli sayur yang dijual pedagang di pasar murah, Rabu (9/11/2022). Foto: Surya/Riau1.

Deputi BI Perwakilan Riau Maria Cahyaningtyas saat akan membeli sayur yang dijual pedagang di pasar murah, Rabu (9/11/2022). Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Pekanbaru mengalami deflasi pada bulan Oktober 2022. Namun, deflasi yang dialami Pekanbaru tidak jatuh terlalu dalam karena tertahan tertahan oleh kenaikan harga beras, bensin, rokok kretek filter, nasi dengan lauk, dan ikan tongkol. 

Deputi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau Maria Cahyaningtyas saat kegiatan pasar murah di halaman Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Pekanbaru, Rabu (9/11/2022), mengungkapkan, Kota Pekanbaru yang memiliki bagian sekitar 77,21 persen dari inflasi Riau juga tercatat mengalami deflasi 0,72 persen bulan ke bulan (month to month/mtm) atau inflasi tahunan 6,44 persen dari tahun ke tahun (year on year). Angka inflasi tahunan Pekanbaru berada di atas target inflasi nasional yang sebesar 3+1 persen (yoy).

Inflasi Pekanbaru sedikit lebih tinggi dari inflasi agregat Sumatera pada Oktober 2022. Apabila ditelaah lebih dalam, menurunnya tekanan inflasi bulanan pada Oktober 2022 bersumber dari penurunan harga komoditas cabai merah, ayam hidup, telur ayam ras, cabai rawit, dan cabai hijau. 

"Peningkatan pasokan, di tengah periode panen raya tanaman hortikultura di daerah sentra, mendorong koreksi harga komoditas utama ini. Meski demikian, terjadinya deflasi yang lebih rendah masih tertahan oleh kenaikan harga beras, bensin, rokok kretek filter, nasi dengan lauk, dan ikan tongkol," kata Tyas. 

Tingginya harga gabah di tingkat penggilingan di tengah menurunnya produktivitas panen di wilayah produsen, dan mahalnya ongkos distribusi akibat penyesuaian harga BBM, memengaruhi kenaikan harga beras. Bank Indonesia melalui aplikasi Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) mencatat, rata-rata harga beras untuk seluruh jenis kualitas di Pekanbaru selama Oktober 2022 mencapai Rp14.800 per kg.

"Harga tersebut merupakan yang tertinggi, setidaknya dalam empat tahun terakhir. Kondisi tersebut semakin mendorong Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pekanbaru untuk segera melakukan formulasi kebijakan yang tepat untuk pengendalian inflasi, termasuk risiko inflasi beras. Agar, kondisi ini tidak menjadi beban ekonomi bagi masyarakat," ujar Tyas. 

TPID Kota Pekanbaru bersama Kantor Perwakilan BI Provinsi Riau telah proaktif dalam merespons risiko inflasi ini. Upaya pengendalian inflasi yang tetap berpatokan pada framework (kerangka kerja) 4K yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif telah dilakukan untuk memitigasi lonjakan inflasi.

"Khususnya pada aspek Keterjangkauan Harga, TPID telah menyelenggarakan beberapa operasi pasar murah di beberapa kelurahan Kota Pekanbaru. Pasar murah ini bekerja sama dengan Bulog. Selain itu, pemantauan harga dan evaluasi pasokan pangan telah dilakukan secara intensif bersama tim Satgas Pangan dan OPD Pemko Pekanbaru," sebut Tyas.