
Bandara udara Karimun/net
RIAU1.COM -KARIMUN– Akibat pandemi, Rencana pengembangan bandar udara Raja Haji Abdullah Karimun, Kepulauan Riau (Kepri) tahun 2020 ditunda.
Akibatnya anggaran dari Pemerintah Pusat termasuk anggaran untuk pengembangan bandara RHA Karimun ikut dialihakan untuk penanggulangan Covid-19.
Padahal rencananya pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan RI sudah berencana mengelontorkan dana sekitar Rp 100 miliar untuk pengembangan bandara kebanggaan masyarakat Karimun itu pada tahun 2020.
Seperti yang disampaikan Kepala Bandara RHA Karimun Fanani Zuhri belum lama ini.
Fanani Zuhri mengatakan, realisasi rencana pengembangan bandara sementara waktu harus ditunda.
Hanya saja Fanani tidak bisa memprediksi kapan rencana pengembangan bandara RHA Karimun kembali dilanjutkan.
“Mungkin sampai kondisi keuangan negara kembali normal. Pemerintah pusat masih fokus untuk penanganan Covid-19,” kata Fanani Zuhri.
Seperti diberitakan sebelumnya, tahun 2021 rencananya akan ada pengembangan bandara RHA Karimun.
Salah satunya penambahan area landasan pacu atau runway bandara sepanjang 600 meter.
Dengan adanya penambahan landasan tersebut, bandara RHA Karimun nantinya akan memiliki panjang runway mencapai 2.000 meter.Menteri Perhubungan RI Budi Karya sudah turun ke Karimun pada akhir tahun 2019 dan menyatakan akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp 100 miliar untuk pengembangan bandara RHA Karimun.
Bahkan Menhub tidak hanya memperhatikan bandara tetapi juga akan melanjutkan pengerjaan proyek pelabuhan peti kemas Malarko di Desa Pelambung, Kecamatan Tebing.
Seperti diketahui pembangunan pelabuhan peti kemas Malarko tersebut mangkrak bertahun-tahun.
Padahal proyek tersebut sudah menelan anggaran APBN sekitar Rp 200 miliar.
Menhub Budi Karya bahkan berencana mengundang Presiden Jokowi untuk meresmikan kedua proyek nasional itu jika sudah selesai pengerjaannya. “Kita akan undang pak Presiden nanti saat peresmian,” kata Menhub Budi Karya di Karimun.
Meski begitu, Fanani mengatakan pengembangan bandara RHA Karimun tetap bisa dilakukan pada tahun anggaran 2021, walau dalam skala kecil.
Seperti pembuatan pagar area bandara dan pemadatan wilayah reklamasi dengan nilai anggaran sekitar Rp 3,3 miliar.
“Tahun depan rencananya kita hanya bisa melakukan pemagaran dan pemadatan area ke arah laut, anggarannya sekitar Rp 3,3 miliar,” katanya.
Sementara itu, untuk tahun 2020 ini, pihaknya telah melakukan pengembangan bagian turning area agar pesawat yang lebih besar dapat masuk dan area parkir bandara.“Telah selesai dikerjakan dan dapat digunakan,” (Suryakepri)