
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad
RIAU1.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri) berencana mengonversi salah satu SMA negeri di kawasan Batuaji, Kota Batam, menjadi SMK. Kebijakan ini diambil guna merespons lonjakan minat siswa terhadap pendidikan vokasi yang terus meningkat di Batam.
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, menyatakan konversi ini merupakan langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sekolah kejuruan di Batam yang saat ini mengalami keterbatasan daya tampung.
“SMA dikonversi jadi SMK di Batuaji. Itu untuk memenuhi kebutuhan SMK di daerah kita. Nanti kita akan lihat lagi, apakah perlu ditambah lagi atau tidak, sesuai perkembangan kebutuhan,” kata dia, Minggu (6/7) yang dimuat Batampos.
Lalu dia menambahkan, Batam menjadi salah satu wilayah dengan pertumbuhan siswa paling pesat. Ketersediaan sekolah yang seimbang antara SMA dan SMK menjadi perhatian untuk memastikan setiap siswa mendapat akses pendidikan yang sesuai minat dan potensi mereka.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kepri, Andi Agung, menyebut bahwa saat ini jumlah SMK negeri di Batam masih kalah dibanding jumlah SMA. Terdapat 11 SMA negeri dan hanya 9 SMK negeri, dengan ketimpangan minat yang cukup besar.
“Beberapa SMK seperti SMK 1, SMK 4, SMK 5, SMK 6, dan SMK 7 sudah penuh, bahkan sebagian sudah melebihi kuota. Ini menunjukkan tingginya animo masyarakat terhadap SMK,” sebut Andi Agung belum lama ini.
Di sisi lain, masih ada beberapa SMK seperti SMK 2, SMK 3, SMK 8, SMK 9, SMK 10, dan SMK 11 yang kekurangan siswa. Namun, masyarakat masih menjadikan SMK tertentu sebagai sekolah favorit sehingga permintaan terkonsentrasi di sana.
“Jadi salah satu solusi jangka pendek yang paling realistis adalah mengonversi satu SMA menjadi SMK. Ini lebih cepat dibanding harus membangun SMK baru dari awal,” ujarnya.
Andi mengatakan, proses konversi ini akan dimulai tahun ajaran 2025/2026. Sejumlah persiapan telah dilakukan, termasuk pendataan siswa, penyesuaian kurikulum, serta penempatan guru dan sarana pendukung.
“Untuk fasilitas workshop sementara, kita akan menumpang dulu di SMK 1 atau SMK 5. Secara bertahap, fasilitas di sekolah yang dikonversi akan dilengkapi,” kata dia.*