Reaksi Keras MUI soal Nabi Adam Disebut Punya Ibu

20 November 2025
Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat KH Abdul Muiz Ali

Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat KH Abdul Muiz Ali

RIAU1.COM - Pernyataan KRT Nur Ikhyak Hadinegoro yang viral di media sosial bahwa Nabi Adam “punya ibu” memicu reaksi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal ini menambah panjang daftar kontroversi yang beredar di ruang publik sejak maraknya platform digital. 

Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat KH Abdul Muiz Ali mengecam pernyataan tersebut. Menurut Kiai Abdul Muiz Ali, gagasan tersebut bertentangan dengan kaidah penafsiran ayat-ayat Alquran mengenai penciptaan Nabi Adam.

Menurut Kiai Abdul Muiz, cara Nur Ikhyak menafsirkan teks bertentangan dengan metodologi tafsir yang sudah baku. "Pertama dia bertentangan dengan metodologi penafsiran ayat Alquran. Jadi bertentangan dengan ayat Alquran yang menjelaskan tentang penciptaan Nabi Adam," ujar Kiai Muiz kepada Republika, Rabu (19/11/2025).

Ia menekankan, Alquran telah menjelaskan penciptaan Nabi Adam secara rinci, mulai dari penciptaan dari tanah (turab), kemudian melalui tahapan tanah liat, hingga ditiupkannya ruh. 

Karena itu, menurut dia, tidak tepat mengklaim adanya “ibu” untuk Nabi Adam. Penjelasan rinci tentang tahapan penciptaan ini, kata Kiai Muiz, bisa ditemukan dalam sejumlah ayat yang biasa dikutip oleh para mufassir.

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman: 

اِنَّ مَثَلَ عِيْسٰى عِنْدَ اللّٰهِ كَمَثَلِ اٰدَمَۗ خَلَقَهٗ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ 

Artinya: "Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah kemudian berfirman kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah sesuatu itu." (QS Ali Imran: 59).

Jabal Rahmah atau bukit kasih sayang merupakan tempat bertemunya Nabi Adam dengan Siti Hawa ketika diturunkan secara terpisah.
 
Kiai Muiz juga menjelaskan ayat-ayat Alquran lainnya yang menjelaskan tentang proses penciptaan Nabi Adam, seperti surat Shad ayat 71, As-Saffat Ayat 11, dan surat Al Hijr ayat 28-29.  

MUI, melalui Kiai Abdul Muiz, selain memberikan sanggahan teologis juga mengingatkan soal etika penggunaan media sosial, bahwa klaim yang dapat memicu kegundahan umat sebaiknya disampaikan dengan kajian yang kuat dan hati-hati. 

“Saya dari awal menyampaikan bahwa harus hati-hati dalam bermuamalah di media sosial. Apalagi sampai menyampaikan ujaran kebencian, rasis," ujar Kiai Muiz.

Sebelumnya, pernyataan Nur Ikhyak viral di media sosial. Pasalnya, dalam video yang beredar ia menyatakan bahwa Nabi Adam memiliki seorang ibu. Pernyataan itu pun sempat dikritik oleh seorang kiai asal Rembang, Mbah Khudori. 

"Dari Mbah Khudori Rembang mengingatkan, Nur Ikhyak mohon jangan mengekspos keyakinan Anda ke medsos bahwa Nabi Adam punya ibu. Referensi jenengan tidak kuat, bertentangan dengan semua tafsir," kata Nur Ikhyak mengungkapkan kritikan yang datang dari Mbah Khudori. 

"Kalau misalkan dikatakan saya menabrak tafsir-tafsir yang ada, ya memang iya," ucapnya dikutip dari video yang diunggah kanal Youtube Gen Z Nusantara, Rabu (19/11/2025). 

Dalam videonya yang menyebar luas itu, Nur Ikhyak membela diri dan menyatakan bahwa apa yang diungkapkannya didasarkan pada kajian manuskrip dan interpretasi yang ia anggap memerlukan pembaruan. 

Ia pun menegaskan terbuka untuk debat dan mengajak para ulama dan kiai untuk “belajar bersama” dan menguji data serta referensi. Nur Ikhyak juga menyoroti perlunya pendekatan yang lebih empiris dan relevan dengan tantangan zaman digital. 

"Kalau toh memang belum tahu, ayo kita adu data. Semua kan basis data. Wong Alquran itu data. Hadis itu juga data. Ijma itu ya data. Qiyas juga data. Jadi, penyakit kita itu malas menambah ilmu dan pengetahuan yang selama ini diyakini," kata dia.