Dari Gunungan Sampah ke Sumber Energi, Langkah Nyata Pekanbaru Menuju Kota Hijau dan Berkelanjutan

Tumpakan sampah sudah menjulang setinggi 25 meter di TPA 2 Muara Fajar, Kecamatan Rumbai Barat, Kamis (25/10/2025). Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Di bawah terik matahari siang, aroma khas sampah tercium dari kejauhan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar, Kecamatan Rumbai Barat, Pekanbaru. Gunungan sampah yang menjulang hingga 25 meter menjadi pemandangan sehari-hari bagi para pekerja kebersihan dan pemulung yang tanpa lelah memilah sisa kehidupan kota.
Setiap hari, sekitar 1.000 ton sampah dikirim ke TPA tersebut. Jumlah sampah ini merupakan sebuah angka yang mencerminkan tantangan besar bagi kota dengan populasi yang terus bertambah.
Namun, di balik tumpukan sampah yang tampak tak berujung itu, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru sedang menyiapkan babak baru. Pemko Pekanbaru bersiapkan menjadikan sampah sebagai sumber energi masa depan.
Krisis Sampah
Beberapa waktu lalu, Pekanbaru sempat menghadapi darurat sampah setelah alih kelola dari pihak swasta ke pemko. Tumpukan sampah terlihat di berbagai titik kota hingga menimbulkan keluhan warga. Kini, kondisinya berangsur membaik.
Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho menyebutkan bahwa 80 persen persoalan sampah telah terkendali berkat kolaborasi pemerintah dan masyarakat. Pemko juga mendapat apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) atas upaya pengendalian sampah.
Pemko memberdayakan Lembaga Pengelola Sampah (LPS) di tingkat kelurahan untuk mempercepat penanganan sampah. Kini, petugas LPS menjemput langsung sampah rumah tangga. Sementara, warga didorong untuk tidak membuang sampah sembarangan.
“Kalau tidak dijaga oleh warganya, bisa saja Pekanbaru kembali seperti saat darurat dulu. Karena itu, saya berharap warga tertib membuang sampah dan ikut menjaga kebersihan,” ujar Agung.
PLN dan Pirolisis
Transformasi pengelolaan sampah di Pekanbaru semakin nyata ketika PT PLN (Persero) meluncurkan program Zero Waste Warriors di Kecamatan Rumbai Barat. Program ini mengolah sampah organik dan anorganik, termasuk plastik, menjadi energi melalui teknologi pirolisis. Pirolisis merupakan sebuah proses pemanasan tanpa oksigen yang mengubah sampah menjadi gas, minyak, dan arang bernilai guna.
Wakil Wali Kota Pekanbaru Markarius Anwar mengapresiasi langkah PLN tersebut. Pemko berterima kasih kepada PLN yang telah berkontribusi dalam pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru.
"Ke depan, tidak hanya sampah organik, tetapi juga sampah plastik akan diolah menjadi bahan bakar melalui metode pirolisis,” katanya.
Teknologi pirolisis diyakini mampu mengolah hingga satu ton sampah plastik per hari. Hasilnya, timbulan sampah dapat berkurang hingga 90 persen. Sementara, produk turunannya dapat digunakan kembali sebagai bahan bakar atau pupuk.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Riau-Kepri Joni menegaskan bahwa program Zero Waste merupakan bentuk nyata kepedulian PLN terhadap lingkungan. PLN sudah tidak menggunakan botol atau kantong plastik sekali pakai di kantor.
"Semua karyawan kami dorong untuk hidup tanpa plastik. Ini langkah awal menuju budaya baru yang lebih hijau,” tuturnya.
Selain itu, PLN bersama Pemko berencana menyulap lokasi TPS ilegal menjadi taman kota. Hal ini guna menciptakan ruang hijau baru yang sekaligus menjadi simbol perubahan.
TPA Muara Fajar
Di sisi lain, Pemko Pekanbaru juga tengah mempersiapkan proyek besar yakni mengubah TPA Muara Fajar menjadi sumber energi listrik. Bersama PT Indonesia Clean Energy (ICE), Pemko Pekanbaru berencana membangun pembangkit listrik berbasis sampah di sekitar kawasan TPA.
“Kalau Peraturan Presiden sudah terbit, kerja sama ini bisa segera dijalankan. Sampah yang menumpuk tidak hanya bisa dikurangi, tetapi juga diubah menjadi energi bermanfaat,” jelas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru Reza Aulia Putra.
Wakil Wali Kota Markarius Anwar menambahkan, terdapat lima calon investor yang tertarik mengembangkan pengolahan sampah di TPA Muara Fajar. Dua di antaranya menawarkan skema kerja sama tanpa membebani APBD—hanya membutuhkan penyediaan lahan dan perizinan. Sementara, pengelolaan dilakukan secara mandiri.
“Setelah proyek mencapai titik impas dalam waktu tujuh tahun, kami juga akan memperoleh bagi hasil dari pengelolaan itu,” jelasnya.
Payung Hukum
Rencana besar ini kini menunggu revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 yang mengatur pengelolaan sampah menjadi energi listrik. Wali Kota Agung Nugroho menyebut revisi tersebut penting sebagai dasar hukum dan kepastian tarif listrik hasil pengolahan sampah yang akan dijual ke PT PLN.
“Kami sudah usulkan dan rapat dengan Kementerian Lingkungan Hidup. Dokumen-dokumen yang diperlukan sedang disiapkan,” ujar Agung.
Ia berharap pemerintah pusat memberikan dukungan penuh. Supaya, Pekanbaru segera memiliki instalasi pengolahan sampah berbasis teknologi ramah lingkungan.
Kolaborasi
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menilai, keberhasilan pengelolaan sampah di daerah sangat bergantung pada kolaborasi berbagai pihak. Kepala Bidang Pusdal Lingkungan Hidup Wilayah III Sumatera Suharyanto menegaskan bahwa pembangunan berkelanjutan tidak cukup hanya berlandaskan tiga pilar yairltu planet, people, dan profit. Tetapi, pembangunan bekerlanjutan itu juga membutuhkan partnership atau kemitraan.
Tanpa kerja sama antara pemerintah, BUMN, dan masyarakat, maka pembangunan berkelanjutan tidak akan berjalan efektif. Karena itu, ia menekankan pentingnya pendekatan pentaheliks, yang melibatkan pemerintah, pelaku usaha, akademisi, komunitas, dan media.
Sampah Jadi Harapan
Upaya bersama antara Pemko Pekanbaru, PLN, KLH, dan sektor swasta menunjukkan arah baru pengelolaan lingkungan kota, dari tumpukan sampah menjadi sumber daya bernilai tambah. Transformasi ini bukan sekadar mengubah cara pandang terhadap sampah. Tetapi, transformasi ini juga menandai lahirnya ekosistem baru yang berkelanjutan. Setiap botol plastik, setiap kantong bekas, bisa menjadi bagian dari energi masa depan.
Dari TPA Muara Fajar hingga taman-taman kota yang sedang tumbuh, Pekanbaru perlahan menata diri menjadi kota yang lebih bersih, hijau, dan siap menyongsong masa depan berenergi ramah lingkungan.