Cuaca Panas dan Angin Kencang Sulitkan Pemadaman Karhutla Ratusan Hektar di Rohil

Cuaca Panas dan Angin Kencang Sulitkan Pemadaman Karhutla Ratusan Hektar di Rohil

18 Agustus 2018
Kapolres Rohil dan jajarannya, melakukan pemadaman di lahan yang terbakar.

Kapolres Rohil dan jajarannya, melakukan pemadaman di lahan yang terbakar.

Riau1.com -Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang melanda Kabupaten Rohil, Riau jadi fokus pemadaman oleh kepolisian setempat, untuk mencegah timbulnya kabut asap. Karhutla terparah terjadi di Kecamatan Kubu dan Bangko Pusako.

Polres Rohil dan jajaran Polsek mengerahkan sedikitnya 150 personel, yang dipimpin langsung oleh Kapolres AKBP Sigit Adiwuryanto. Upaya pemadaman Kathutla di sana juga tak mengenal hari libur, bahkan saat HUT RI ke-73, kemarin.

Sigit menjelaskan, ada 150 personel dikerahkan untuk membantu upaya pemadaman kebakaran lahan di daerahnya, yang dikonsentrasikan di Kecamatan Kubu dan Bangko Pusako, di mana dua wilayah itu menjadi atensi.

"Di sini yang menjadi atensi kita adalah wilayah Kecamatan Kubu, di empat kepenghuluan, antara lain Sei gajah, Teluk piayi, Tanjung leban dan
Teluk nilap," sebut AKBP Sigit Adiwuryanto berbincang dengan Riau1.com.

Upaya pemadaman dan pendinginan beberapa hari terakhir diakui Sigit berlangsung berat, lantaran cuaca panas terik. Kondisi itu diperburuk dengan kencangnya tiupan angin, sehingga api dapat sewaktu-sewaktu menjalar atau meluas.

Jajarannya pun berkejaran dengan waktu. Setidaknya hingga Jumat (17/8/2018), sudah 500 hektar lahan yang mengalami Karhutla berhasil dipadamkan dan dilakukan penyemprotan agar basah dan dingin.

"Kendalanya adalah cuaca panas dan angin kencang. Namun sudah berhasil dipadamkan dan tinggal menyisakan asap. Insya Allah kondisinya sudah terkendali saat ini," yakin Kapolres Rohil.

Selain di Kubu, pemadaman juga dilakukan di Kepenghuluan Teluk Bano yang masuk wilayah Kecamatan Bangko Pusako. "Kemudian di Kecamatan Pasir Limau kapas di wilayah Panipahan," pungkas dia.

Kabupaten Rohil, beberapa hari ini menjadi wilayah paling 'babak belur' oleh Karhutla. Pemadaman tidak hanya melibatkan regu darat, melainkan juga dibantu dari udara, dengan mengerahkan helikopter water bombing (bom air).